Inilah 4 Versi Asal-Usul Pelet Pemikat Bulu Perindu
Jika Anda adalah pria atau wanita yang sedang mencari solusi ilmu pelet pemikat yang banyak terbukti khasiatnya. Atau sudah sering melakukan lelaku ilmu pengasihan, tapi tak kunjung ada hasilnya.
Tidak ada salahnya, bila Anda mencoba menggunakan pelet pemikat bulu perindu. Salah satu di antara puluhan media spiritual untuk pengasihan yang paling populer.
Bentuknya mirip helaian rambut, panjangnya biasanya antara 5 hingga 8 sentimeter. Dan yang unik dari bulu perindu ini, apa bila ia terkena air bagian ujungnya. Maka ia bulu perindu ini akan bergerak menggeliat.
Bila dua buah bulu perindu diposisikan berjajar dan berdekatan. Sembari keduanya dicelupkan air, mereka akan melilih satu sama lain.
Sampai-sampai ada yang mengatakan, jika dua buah bulu perindu tersebut saling melilit itu artinya bulu perindu asli? Benarkah demikian? Bisa jadi benar, bisa jadi pula tidak.
Sampai saat ini, ada banyak sekali yang menawarkan bulu perindu, satu sama lain saling menge-klaim dan terang-terangan menyatakan, bahwa bulu perindu-nya paling asli.
Secara ciri fisik, gerakan bulu perindu yang terkena air sebenarnya adalah reaksi kimiawi. Bukan berasal dari jin, energi gaib, atau semacamnya.
Gerakan tersebut memang menunjukkan bulu perindu tersebut adalah asli dari tumbuhan. Bukan asli secara khasiat.
Sebab di luar sana banyak sekali bulu perindu, atau justru bisa Anda temukan di rerumputan di sekitar Anda. secara fisik memang asli tumbuhan. Namun secara energi, tidak memiliki khasiat apapun. Maka dari itu, Anda harus lebih teliti manakala ingin mendapatkan bulu perindu yang asli sebagai sarana pengasihan.
Sehingga bisa disimpulkan, setiap bulu perindu bisa saja memiliki bentuk yang sama, ciri fisik yangs sama, serta efek kimiawi yang sama pula. Tapi secara energi pengasihan, satu sama lain berbeda-beda.
Anda pun bisa mendapatkan bulu perindu ini dengan berbagai macam variasi mahar. Mulai dari yang ratusan ribu, hingga puluhan juta.
Sebelum lebih jauh Anda mencari dan memahar bulu perindu, ada baiknya Anda tahu beberapa versi asal-usul bulu perindu, yang ada di masyarakat:
- Bulu Perindu Berasal dari Bulu Tubuh Genderuwo
Genderuwo adalah salah satu makhluk gaib yang dikaitkan dengan asal usul bulu perindu. Makhluk halus berbadan hitam, tinggi besar, dan ketika menampakkan diri seringkali muncul pertanda berupa aroma rambut yang terbakar.
Beberapa pendapat menyatakan asal-usul bulu perindu, berasal dari bulu genderuwo. Tentu saja untuk mengambil bulu genderuwo tidak bisa diambil oleh sembarang orang.
- Bulu Perindu Berasal dari Sarang Burung Elang
Pendapat lain mengatakan bahwa asal usul bulu perindu dari sarang burung elang. Tidak sembarang sarang burung elang yang ada bulu perindunya.
Bahkan untuk mendeteksi apakah sarang burung elang tersebut terdapat bulu perindu atau tidak, perlu dilakukan upacara dan ritual khusus.
- Bulu Perindu Berasal dari Dalam Batang Bambu
Dalam budaya supranatural jawa, bambu adalah salah satu tanaman yang menyimpan energi gaib yang sangat kuat. Bahkan rerimbunan pohon bambu, adalah lokasi favorit para lelembut.
Untuk mendapatkan bulu perindu jenis ini, biasanya diperoleh oleh orang-orang yang sebelumnya mendapatkan wangsit. Dan tentu saja, tidak setiap batang bambu bisa dijumpai bulu perindu.
- Bulu Perindu Berasal dari Tumbuhan Rumput Bujang Kalimantan
Awal mula dikenalnya sarana pelet bulu perindu, berasal dari pulau Kalimantan, khususnya dari suku Dayak. Bulu perindu asli kalimantan, didapatkan dari tumbuhan khusus yang biasanya tidak bisa tumbuh di sembarang tempat.
Menurut pakar metafisik, tumbuhan ini secara alami menyimpan energi positif yang sangat kuat. Sehingga, jika digunakan dengan cara yang benar. Bisa digunakan sebagai sarana pelet pemikat yang ampuh.
Demikian ulasan mengenai 4 versi bulu perindu. Baca juga artikel berikut:
Tidak Peduli Tumbal! 5 Tempat Pesugihan Ini Paling Banyak Dikunjungi
Posting Inilah 4 Versi Asal-Usul Pelet Pemikat Bulu Perindu ditampilkan lebih awal di Keganjilan.Com.
from WordPress http://ift.tt/2cZNbSn
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar