Cara Membuat Anak Yang Baik Dan Benar Ala Ilmu Asmaragama
Cara membuat anak yang baik dan benar ala Ilmu Asmaragama adalah ilmu cara membuat anak ala jawa, yang kurang lebih hampir sama seperti ilmu kamasutra, hanya bedanya dengan tata cara jawa dan teknik-teknik bercinta ala jawa atau kejawen.
Asmaragama sendiri berasal dari kata asmara bermakna cinta atau percintaan, sedangkan gama berarti senggama atau setubuh. Dengan demikian Asmaragama bermakna seni persenggamaan atau seni persetubuhan. Jadi dalam kegiatan bersetubuh atau bercinta tidak boleh asal melampiaskan hasrat seperti hewan, tapi ada seninya, dan seni bercinta tersebut harus didasari oleh hasrat cinta dari masing-masing pihak, bukan karena faktor uang ataupun sekedar nafsu belaka.
Dengan seni bercinta yang baik maka nantinya akan terbentuklah anak atau buah hati yang baik secara fisik, emosi, dan rohaninya.
Untuk cara membuat anak yang baik dan benar ala ilmu asmaragama sebenarnya ada 2 inti pokok terpenting dalam prosesnya, yaitu sebelum berhubungan intim harus ikhlas dan menerima, dan yang kedua adalah pengendalian emosi dalam berhubungan intim.
Untuk penjabaran lengkapnya, berikut ini penjelasannya:
Bercinta Untuk Menghasilkan Buah Hati Yang Baik Harus Ikhlas Dan Menerima
Sebagaimana dikatakan di depan, asmaragama berasal dari kata asmaragana yang bertujuan untuk pemunculan generasi baru.
Dengan kesadaran tersebut, hakikat terbaik dari asmaragama bukan yang didorong oleh tujuan nafsu syahwat (gelora birahi) semata, melainkan untuk tujuan penciptaan buah cinta kasih sayang suami istri, yaitu keturunan (bibit) yang segala-galanya baik.
Dan untuk terwujudnya keturunan yang baik itu. pasangan suami istri harus mempersiapkan diri dengan lila, narima, temen, dan utama. RM Soewandi sebagaimana dikutip oleh Budiono Herusatoto dan Suyadi Digdoatmadja, menjelaskan makna keempatnya sebagai berikut:
- Lila, mengandung arti, suami harus dengan rela hati menerima rayuan dan permintaan istri. Hal itu penting karena bila rayuan istri dipenuhi maka akan semakin besar cinta kasihnya pada sang suami. Alhasil, kebahagiaan suami-istri pun menjadi mantap.
- Narima, mengandung arti. suami harus menerima sepenuhnya kepuasan hati istrinya. Hal itu merupakan imbalan pelayanan dari sang istri, yang bila diterima dengan gembira maka akan membuat kebahagia. Rasa bahagia itu akan terlihat pada kemantapan dan kesungguhan sang suami dalam melayani suami.
- Temen, memiliki arti, suami harus benar-benar setia kepada janji atau kesanggupan yang telah diucapkan. Apabila janji yang pernah diucapkan tidak dipenuhi maka hal itu akan mengurangi rasa cinta dan rasa hormat sang istri pada suaminya. Alhasil. hal itu akan mengusik kebahagiaan suami-istri dan mengganggu usaha pemunculan anak yang baik.
- Utama, memiliki arti, suami harus gemar memaafkan kesalahan istri. Sudah selayaknya suami bisa memaafkan kesalahan istri tentang hal-hal yang kecil (sepele) sehari-hari. Hal itu justru akan menambah keteguhan hati istri untuk rela berkorban demi sang suami.
Cara Membuat Anak Yang Baik Adalah Dengan Mengendalikan Emosi Saat Berhubungan Intim
Selanjutnya dalam Layang Pangracutan, RM Soewandi sebagaimana dikutip oleh Budiono Herusatoto dan Suyadi Digdoatmadja dalam buku Seks Para Leluhur (Penerbit Tinta, Mei 2004), menjelaskan berbagai hal yang harus dihindari pasangan suami-istri dalam berhubungan intim (saresmilnikah rohani). Berbagai sikap yang harus dihindari itu penting untuk dipahami oleh pasangan suami istri karena dapat menimbulkan “cacat” pada anak yang dilahirkan, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
-
Pertama, Hilangkan Kecewa
apabila salah satu pihak (suami-istri) dalam melakukan hubungan intim disertai rasa kecewa, atau kurang berminat melakukannya, maka akan berpengaruh kepada watak anak yang dilahirkan kelak, yaitu sang anak akan mudah kecewa (patah semangat). Tentu saja watak tersebut kurang baik dan bisa menjadikan anak sengsara hidupnya. Karena itu pasangan suami-istri dalam berhubungan seks seharusnya menghindari rasa kecewa tersebut.
-
Kedua, Hilangkan Marah
apabila salah satu pihak (baik suami maupun istri) dalam melakukan saresmi sedang memendam rasa marah, maka amarah itu akan berpengaruh dan tertanam pada benih (manikem) yang ditanamnya sehingga anak yang dilahirkan kelak bersifat pemarah dan bisa celaka dengan sifatnya itu. Karena itu pasangan suami-istri yang tengah melakukan hubungan seksual seharusnya menghindari rasa marah.
-
Ketiga, Godaan Yang Menyenangkan
apabila salah satu pihak (baik istri. maupun suami) dalam melakukan hubungan seksual ternyata terselip hal-hal yang menggoda, maka hal itu akan berpengaruh pada perwatakan anak yang dilahirkan. Bila godaan itu melintas di dalam pikiran sang suami, maka yang terpengaruh adalah sifat atau budi pekerti dari benih perempuan.
Sebaliknya bila godaan itu melintas di dalam pikiran sang istri maka yang terpengaruh adalah sifat atau budi pekerti dari benih laki-laki.
Selanjutnya bila yang terlintas itu adalah godaan-godaan baik, maka sifat dan budi yang baik itulah yang akan tertanam dalam benih yang akan dilahirkan. Sedangkan bila yang terlintas itu adalah godaan-godaan jelek/jahat, maka sifat dan budi yang jelek itulah yang akan tertanam dalam benih yang akan dilahirkan.
Baca Juga: 7 Makanan Pendongkrak Stamina Pria
Jangan lupa 2 ilmu asmaragama tersebut dalam proses pembuatan anak yang baik dan benar ya..!!. Dan jika anda merasa artikel Cara Membuat Anak Yang Baik Dan Benar Ala Ilmu Asmaragama bermanfaat bagi anda, please share di media sosial anda agar semua orang dapat mendapatkan manfaat positif dari artikel ini.
Posting Cara Membuat Anak Yang Baik Dan Benar Ala Ilmu Asmaragama ditampilkan lebih awal di Keganjilan.Com.
from WordPress http://ift.tt/2dh09uR
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar